Montoknya Vita




































Namaku Tommy (nama samaran), aku seorang mahasiswa PTS Komputer terkenal di daerah Jakarta Barat, sekarang aku sudah memasuki semester VI, dan ceritaku ini bermula pada pertengahan tahun 1997 kemarin. Malam ini adalah hari pertama aku kembali kuliah setelah selesai liburan semester. Memang sejak semester 3 ini aku mengambil kuliah malam, soalnya siangnya aku harus bantu-bantu di perusahaan ayahku.

Jujur saja, ternyata kuliah malam itu tidak enak yah, kampusku sepi benar, aku agak ngeri nich, mana aku bayangkan pasti teman-teman kuliahku sudah pada tua barangkali yach, soalnya kan kalau kuliah malam pastilah orang kerja semua, wah bisa bikin BT nih. Tidak berasa sambil melamun aku sudah sampai di depan kelasku, masih terlihat sepi, karena sekarang baru pukul 19.00, sedang kuliah memang baru dimulai pukul 19.30 nanti. Dan aku memilih duduk agak di depan, soalnya pengalaman satu tahun kemarin yang duduk di depan jarang ditanya oleh dosen sih. Sambil santai aku keluarkan sebuah novel karangan "Mira W" yang baru aku pinjam kemarin dari temanku, dan mulai dech aku baca itu novel. Tidak tahu deh sudah agak lama barangkali aku baca buku itu sampai tiba-tiba sebuah suara halus memanggilku, "Ehh.. ehh.." mulanya aku masih cuek saja kupikir bukan manggilku barangkali, tapi kali ini sebuah tangan halus menyentuh tanganku, dan dia berkata, "Ehh, ehh." Baru deh kali ini aku yakin bahwa aku yang dipanggil, yah sudah aku balik ke belakang lihat siapa yang memanggilku. Ternyata seorang cewek manis, yang kira-kira bisa kubilang sangat cantik, bahkan wajah cantiknya sekaligus imut ditunjang dengan tinggi 168 cm dan berat sekitar 52 kg. Langsung saja kutanya, "Kenapa?" dan dia bilang, "Kamu baca novel apa sich kok seru banget?" yah sudah deh aku bilang bahwa ini novel Mira W.

Singkat cerita akhirnya kami kenalan dan dia mengajakku pindah ke belakang di sebelah dia, dan ternyata nama dia Vita (sudah aku samarkan), dan setelah itu kami jadi ngobrol-ngobrol deh. Terus terang aku senang sekali kenalan dengan dia, soalnya terus terang dia seksi dan cantik sekali sih. Mana buah dadanya terlihat besar, padat, dan sekel di balik kaos ketatnya. Aku perkirakan sih ukurannya 36B, lumayan besar kan. Lagi enak-enaknya ngobrol tiba-tiba ada seorang dosen tua dengan tampang menyeramkan masuk ke kelas, langsung deh seisi kelas diam. Dan terpaksa obrolanku dengan Vita aku stop dulu takut didamprat oleh itu dosen, habis tampangya seram "habis" sih. Kuliah malam ini berjalan biasa-biasa saja, setelah selesai aku langsung pulang ke rumah soalnya capai sekali.

Besok malamnya setelah selesai kuliah aku kebetulan berputar lewat depan kampus, soalnya aku mau beli makanan dulu, dan tidak sengaja kulihat wanita berkaos ketat warna biru muda, dan celana jins hitam model Boot Cut. Lho itu kan sih Vita, dalam hatiku berkata kok belum pulang yach? tadi di kelas katanya dia mau cepat-cepat pulang? Yah sudah deh akhirnya aku menghampiri Vita, dan setelah dekat dengan dia kubuka jendela mobilku,
"Hai Vit, kok belum pulang?" tanyaku.
"Iya nich, nungguin taksi soalnya sopirku yang satu tidak masuk, yang satu lagi nganterin nyokap dan bokap ke airport," katanya.
"Oh gitu," kataku lagi.
Setelah itu aku menawarkan diri untuk mengantarkan dia pulang. Mulanya dia menolak, tapi akhirnya mau juga tuh. Di mobil kami jadi ngobrol ngalor-ngidul tidak karuan, dan ternyata Vita tinggal di Jalan S, yang letaknya hanya 5 menit dari rumahku (kebetulan aku jadi tidak capai), dan singkat cerita aku sudah sampai depan rumah besar di jalan S tersebut, dan setelah basa basi bilang selamat malam aku pamitan pulang, soalnya sudah jam 9.30.

Nach hari Jumatnya di kelas, kulihat kok Vita tampangnya sedih sekali sich. Mulanya aku tanya kenapa dia tidak mau cerita, tapi akhirnya dia bilang bahwa apakah aku mau menemaninya ke Anyer setelah pulang kuliah nanti. Lalu aku bilang boleh-boleh saja sambil tertawa-tawa. Akhirnya sekitar jam 19.30 aku dan dia berangkat ke Anyer, sebelumnya aku telepon ke rumah untuk bilang bahwa malam ini aku tidak pulang soalnya pergi bersama temanku ke Anyer. Setelah itu kusuruh bilang juga ke rumahnya kalau malam ini dia tidak pulang. Dia bilang tidak usah karena orangtuanya sedang di Singapura. Yah sudah deh, aku tidak memaksa lagi. Nah sesampainya di Anyer, dia memaksa memilih sebuah cottage yang letaknya pas sebelum objek wisata karang bolong, dan dia ngotot biar dia yang check in kamar, yah aku sih terserah saja sambil menunggu dia check in aku melihat-lihat cottage ini keren juga yah. Tidak lama Vita kembali sambil membawa sebuah kunci, dan dia ternyata memilih sebuah cottage yang langsung menghadap ke laut, yach sudah deh setelah itu dia mengajakku santai di sebuah pondok yang memang sengaja dibangun untuk melihat laut, dan sebelumnya aku pesan 2 orange juice sama waiter.

Setelah sampai di sana Vita cerita kalau dia itu sedang sedih sekali, soalnya Vita ternyata dipaksa kawin dengan teman ibunya, padahal Vita masih ingin kuliah dulu, dia bilang kalau dia tidak mau kawin sama teman ibunya itu dia bakal diusir oleh ibunya. Setelah itu dia tidak meneruskan ceritanya dan dia malah menangis di dadaku, yah sudah kuhibur dia sambil mengelus rambutnya pelan-pelan. Lalu akhirnya dia mulai melanjutkan ceritanya lagi, tentang keluarganya, tentang ibunya. Tidak berasa sudah jam 12 malam, langsung deh kuajak Vita kembali ke cottage. Nah, sebelumya aku mengambil bajuku di mobil, pas aku mengambil baju di bagasi kebetulan memang aku punya beberapa kaos dan kemeja yang sengaja kubawa kemana-mana untuk keperluan mendadak seperti ini, eh dia tiba-tiba tanya, "Kamu punya kaset apaan saja?" Aku bilang, "Lihat saja di dashboardku," dan setelah itu dia terlihat sibuk sendiri mengaduk-ngaduk dashboardku. Tiba-tiba aku ingat "Oh my God", di dashboardku kan ada beberapa VCD BF punya temanku yang baru kuambil kemarin. Memang itu bukan BF hardcore tapi tetap saja aku malu, mudah-mudahan dia tidak tahu. Tapi pas kulihat ternyata aku telat, dia malah sedang melihat-lihat keempat BF-ku, dan pas aku sampai malah dia bilang, "Tom, ini yach yang namanya film bokep," aku sampai bingung jawabnya. Tidak berasa akhirnya aku menjawab iya juga, dan terus dia malah bilang lagi, "Kita nonton film ini yuk!" Aku sampai kaget mendengarnya, dan terus dia bilang dia belum pernah nonton film beginian, mulanya aku ledek, "Yang bener?" dia malah menanggapi dengan serius, "Sumpah aku tidak pernah nonton film gituan." Mulanya sih aku bilang, "Jangan ah!" tapi dia malah memaksaku terus. Katanya, "Ayo donk Tom, aku pengen tahu nich, dari dulu aku pengen nonton tapi tidak tahu harus cari kemana!" Yah sudah deh, karena tidak enak terpaksa kukabulkan permohonan dia.

Kebetulan kubawa Notebook, yah sudah deh kubawa Notebook-ku ke cottage untuk mengajak dia nonton BF tersebut. Mulanya dia bingung memilih yang mana, akhirnya aku dengan dia sempat mencoba 4 buah, sambil nonton sekilas, dan akhirnya dia milih film yang judulnya "Kamasutra-nya Penthouse". Nah sedang asyik-asyiknya nonton (walau sebenarnya aku sendiri tidak terlalu konsen, soalnya aku tetap merasa "meracuni" anak orang) tiba-tiba Vita menyeletuk, "Tom aku mau tanya boleh tidak? tapi kamu jangan marah yach!" yah sudah kujawab, "Tanya apaan Vit? Tidak! aku tidak marah kok." Ternyata dia bertanya kepadaku, "Pernah tidak kamu ML?" Sumpah aku tidak menyangka dia bakalan bertanya begitu kepadaku. Agak lama aku diam saja tidak jawab, sampai dia akhirnya tanya sekali lagi, "Pernah tidak Tom?" Yah dan akhirnya kujawab deh kalau aku itu memang belum pernah sampai ML sama wanita. Lalu dia malah tanya lagi, "Apa rasanya yah Tom?" aku sampai bingung jawabnya, yah aku jawab saja sekenanya, "Mana aku tahu aku saja belom pernah nyoba."

Nah setelah itu dia diam dan konsen lagi nontonnya. Kalau kuperhatkan sih dia sepertinya tidak konsen nontonnya, soalnya matanya itu seperti menatap kosong ke Notebook-ku. Setelah itu dia bicara lagi,
"Tom aku mau minta sesuatu nich, tapi kamu harus janji ngabulin yach!"
"Apaan tuch? tergantung donk!" jawabku.
Ternyata dia bilang kalau dia itu ingin merasakan ML bersamaku.
Aku bilang, "Kenapa aku?"
Tidak bisa apa-apa lagi dia malah bilang, "Sama-sama tidak bisa kan? jadinya sama-sama belajar."
Sebetulnya aku dalam hati sih mau-mau saja, tidak rugi ini ML sama dia, tapi aku sadar ini tidak boleh kulakukan. Tapi dia terus memaksaku, akhirnya dia malah matikan Notebook-ku, dan setelah itu dia menuju ke saklar lampu, dan dia mematikan lampu di kamar tersebut setelah itu dia mulai meniru cewek yang sedang striptease, yang tadi sempat dia lihat di film sekilas di salah satu film BF-ku.

Setelah beberapa menit menari di depanku, di bawah cahaya bulan yang masuk dari jendela kamar, dia mulai mendekatiku, dan perlahan-lahan membuka blus yang dia pakai, lalu kembali meliuk-liuk bak ular di depanku. Terus terang setelah melihat dadanya yang hanya ditutup BH, aku langsung terangsang, apalagi kemudian dia mulai mencopot celana jeansnya, sambil berkata, "Ayo Tom, kita mulai sekarang!" sehingga kini dia tinggal memakai BH, dan CD, aku makin tidak kuat deh, tapi dalam hatiku terus berperang antara pingin dan takut. Aku sempat melihat sekilas CD-nya yang berwarna pink sudah agak basah oleh cairan yang keluar dari kewanitaannya. Setelah itu pelan-pelan dia berbalik sehingga kini aku hanya melihat punggungnya saja, kupikir dia mulai menyerah barangkali yah, eh tahu-tahunya dia malah mencopot tali BH-nya setelah itu dengan tangan memegang kedua buah dadanya dia membalik lagi kepadaku, dan lalu dia mendekatiku, sambil berkata lagi, "Tom, ayo dong aku sudah tidak kuat nich!" Lalu langsung dia menyodorkan dadanya kepadaku. Sudah dech aku tidak kuat lagi, dalam hatiku hanya berpikir yang penting senang dulu, masalah dosa urusan nanti. Langsung ku-tomplok dia dan kuangkat ke ranjang dan di sana aku mulai menjilati kedua buah puting susunya, wah dia mulai menggelinjang dan merintih-rintih, "Enak Tom, jangan udahan yach, Terus Tom!" Ada kali aku 10 menit berada di kedua belah puting susunya, sampai kulihat di sekitar putingnya sudah memar dan memerah.

Setelah itu dia menarik kepalaku dan langsung mengulum bibirku dengan ganas, dan seperti seorang profesional dia dengan aktif mengulum, kadang-kadang menyedot bibirku. Sambil terus berciuman tanganku mulai turun ke bawah mencari kemaluannya yang masih tertutup CD-nya, lalu aku mulai pelan-pelan menggosokkan jariku di atasnya. Dia merintih lagi, "Ah.. ahh," akhirnya kubuka CD-nya sehingga aku melihat pemandangan yang baru kali ini kulihat secara nyata, yaitu kelamin wanita. Setelah itu aku berhenti dari aktivitas ciuman dengan Vita, kuperhatikan kemaluannya masih kecil benar, di sekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu hitam halus yang tumbuh dengan teratur. Langsung aku nafsu benar deh melihatnya, dan tidak perduli lagi aku langsung mendekati liang kemaluannya dan aku mulai mejilat-jilatnya seperti yang sering kulihat di film-film BF.

Vita mulanya bingung, dan dia malah bertanya, "Apa rasanya Tom, barangku?" Terpaksa aku sudahi dulu aktivitasku di liang kemaluannya dan kujelaskan saja rasanya yah agak asin sih, tapi sekarang sudah biasa kok. Akhirnya dia malah dengan antusias membuka kaos dan celanaku yang memang dari tadi belum sempat kubuka, setelah itu dia malah teriak, "Aww, anu kamu gede juga yah Tom!" (padahal sich menurutku, ukuranku biasa-biasa saja, mungkin karena dia tidak pernah melihat sebelumnya jadi menurut dia punyaku besar barangkali yach), setelah itu dia bilang, "Tom aku juga boleh jilat-jilat barang kamu kan!" Aku bilang saja, "Terserah!" Mulanya kulihat dia agak ragu-ragu, bahkan ketika menggenggam batang kemaluaku saja dia itu gemetar sekali lalu dengan pelan-pelan didekati ke mulutnya, lalu dia mulai menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku, sekali-dua kali, akhirnya dia memasukkan setengah batang kemaluanku ke mulutnya. Yah sudah, habis itu aku juga meneruskan aktivitasku di liang kemaluannya. Mula-mula aku agak susah mencari klitorisnya, mungkin karena masih perawan dan terlalu kecil, tapi dengan usaha keras akhirnya aku berhasil menemukannya.

Lima menit kemudian tiba-tiba badannya mengejang dan akhirnya dia orgasme untuk pertama kalinya dalam hidupnya (menurut dia lho), karena mulutku masih di dalam kemaluannya yah aku langsung jilat saja semua cairan yang keluar dari sana. Setelah itu dia juga mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya dan bertanya lagi, "Tom, kok air kencingku kamu minum sich!" sambil senyum-senyum aku menjelaskan, "Itu bukan air kencing tapi, itu cairan yang keluar karena kamu sudah orgasme!" dan dia malah tanya lagi, "Tom apa kamu juga bisa mengeluarin cairan tersebut?" (Sebenarnya aku ingin jelaskan panjang lebar bahwa cairan spermaku itu bisa membuat dia hamil, tapi entah kenapa mungkin setan sudah merasuki aku, aku takut kalau dia tahu dia malah tidak mau ML bersamaku, kan sudah tanggung). Akhirnya aku cuma jawab, "Bisa lah!" Setelah itu dia bilang dia juga ingin minum cairan orgasmeku, dan dengan semangat dia memasukan batang kemaluanku ke dalam mulutnya (kali ini dia sudah lebih berani), dan aku juga mulai kembali menjilat-jilat klitorisnya.

Tapi mungkin dia memang terlalu cepat orgasme, baru sekitar 10 menit aku jilat-jilati, dia orgasme lagi. Dia berhenti lagi dan bertanya lagi, "Tom kok kamu belum orgasme sih, sedang aku sudah 2 kali orgasme, caraku jilatinnya salah kali yach!" Aku bilang, "Tidak kok, lama-cepatnya orgasme tiap orang itu berbeda, lagian orgasme itu bisa terjadi berkali-kali." Yah sudah setelah itu dia langsung meneruskan menjilat-jilat, dan menghisap-hisap batang kemaluanku. Karena takut dia orgasme lagi kali ini aku pelan-pelan menjilat-jilat klitorisnya, sambil tanganku kembali mencari kedua buah dadanya yang amat menantang di depanku itu. Sekitar 10 menit kemudian akhirnya aku orgasme juga dan spermaku langsung ditelan oleh Vita sampai tidak tersisa sedikit pun juga. Setelah itu dia bingung lagi, "Kok barang kamu jadi kecil dan lemes sih Tom?" Yah sudah aku jelaskan lagi, "Kalau barang cowok setelah orgasme tuch pasti mengecil nanti juga gede lagi," dia malah tanya caranya aku bilang banyak kok caranya dengan cara mengocok-ngocoknya pelan-pelan atau mengulumnya seperti tadi dan banyak lagi deh.

Akhirnya dia malah mengocok-ngocok pelan batang kemaluanku, menerima kocokan tangan halus, tidak beberapa lama batang kemaluanku tegak lagi, dan Vita kesenangan, "Hore barang kamu gede lagi," dan aku tanya sekarang mau ngapain lagi, dia bilang bahwa ingin merasakan lubang kemaluannya dimasukan barangku seperti di film BF tadi. Sebelumnya aku sudah bilang ke dia kalau itu mungkin sakit, tapi dia bilang tidak apa-apa, yah sudah deh akhirnya aku mulai mengarahkan batang kemaluanku pas ke depan lubang kemaluannya. Lalu dengan pelan-pelan karena terus terang aku juga belum pernah kumasukan ke dalam lubangnya, aku sendiri merasa sakit, dan aku juga lihat Vita meringis kesakitan. Sambil bilang, "Tom sakit banget sich!" Karena tidak tega aku sempat cabut lagi batang kemaluanku yang baru masuk sedikit di liang kemaluannya. Eh, Vita malah teriak, "Tom kok udahan?" Aku bilang, "Katanya sakit?" Karena dia bilang tidak apa-apa, aku mulai lagi deh memasukan batang kemaluanku kali ini. Aku lihat dia tidak teriak lagi tapi dari ekspresi mukanya, aku tahu dia kesakitan sekali. Aku sendiri heran kok sempit sekali yah? (dalam hatiku bilang, mungkin karena masih perawan barangkali) yah sudah deh dengan usaha keras akhirnya aku berhasil masukan tigaperempat batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya setelah menunggu sejenak agar Vita bisa menenangkan diri. Aku mulai maju mundurkan batang kemaluanku, mula-mula seret sekali, tapi lama kelamaan longgar. Aku malah berasa batang kemaluanku ada yang pijit-pijit. Baru beberapa kali goyangan, kulihat Vita mulai kembali menggeliat sambil berteriak, "Enak Tom terus Tom," dan sambil terus maju-mundurkan batang kemaluanku, aku sempat meremas payudaranya, malah kadang-kadang aku sempat mencium bibir dan puting susunya.

Setelah hampir 15 menit aku maju mundurkan batang kemaluanku tiba-tiba aku lihat Vita seperti menggigil, dan lalu dia mengalami orgasmenya. Karena aku rasa becek benar, aku sempat cabut batang kemaluanku dari lubang kemaluannya dan mengalirlah dari lubang kemaluannya cairan orgasmenya dan beberapa bercak darah keperawanannya. Setelah itu kami kembali berciuman, dan aku sempat beberapa kali menyupang di sekitar puting susunya. Setelah beberapa menit dia kembali memintaku untuk memasukkan lagi batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya sebab dia bilang enak sekali rasanya. Dia baru kali ini merasakan kenikmatan seperti itu. Dan kali ini aku tidak menemui kesulitan memasukan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, dan aku kembali memaju mundurkan batang kemaluanku, karena aku agak bosan dengan gaya tersebut kucabut lagi batang kemaluanku, dan aku minta dia duduk di atas batang kemaluanku dan kini aku berada di bawah dan dia duduk di atas kemaluanku.

Ternyata Vita pintar sekali, kali ini aku merasa suatu kenikmatan ketika Vita menaikkan dan menurunkan badannya. Karena aku merasa kenikmatan yang tiada taranya, 10 menit kemudian aku bilang ke Vita, "Vita aku sudah mau keluar nich," dan Vita juga bilang kalau dia juga sudah mau keluar. Akhirnya kami keluar bersamaan. Setelah itu Vita bangung dan tidur di dadaku, dia bilang aku hebat sekali, dan dia puas sekali bisa merasakan kenikmatan dunia seperti yang barusan dia lakukan bersamaku. Akhirnya kami sama-sama terlelap dengan keadaan telanjang bulat. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu benda lunak menjilat-jilat kemaluanku, ternyata setelah kulihat Vita dengan asyiknya sedang menjilat-jilat batang kemaluanku (dalam hatiku berpikir mungkin dia terangsang lagi barangkali yah). Tadinya aku bilang bahwa main jilat-jilatannya seperti semalam saja, tapi dia bilang kalau dia ingin puaskan aku dulu, habis itu terserah. Yah sudah deh, aku pasrah saja. Sambil melihat ke langit-langit kamar, aku merasakan suatu kenikmatan yang tiada taranya. Mungkin karena terlalu nafsu baru sekitar 15 menit aku sudah orgasme dan kembali Vita menyedot habis semua spermaku, setelah itu dia bilang, "Tom ayo sekarang kamu puasin aku!" Yah sudah aku bangun saja dari tempat tidurku, dan aku mulai mencium mulut dia yang masih berbau spermaku sendiri. Setelah puas bermain di bibirnya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya, aku kembali mengarahkan mulutku ke kemaluannya terus terang sejak semalam aku jadi suka sekali menjilat kemaluan Vita, mungkin karena rasanya nikmat sekali.

Setelah puas dan karena batang kemaluanku mulai kembali bangun, aku akhirnya ingin segera memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, dan karena Vita minta aku memakai gaya yang lain, kusuruh saja Vita menungging sambil tangannya memegang lemari yang ada di kamar lalu aku mulai menyodokkan batang kemaluanku. Seperti dugaanku, kali inipun aku dengan mudah dapat memasukan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya dan aku mulai menggerakkan badanku maju mundur. Setelah beberapa lama dan kulihat Vita juga seperti sudah agak kejang, aku kembali ke posisi standar. Setelah 15 menit melanjutkan dengan posisi ini akhirnya aku dan Vita orgasme bersama. Setelah itu kami mandi bersama, lalu bersiap-siap untuk makan siang dan kembali ke Jakarta. Sepanjang perjalanan aku bingung kenapa kulihat Vita itu murung sekali sih, ketika kutanya dia bilang dia tidak apa-apa kok, yah sudah deh aku diam saja. Setelah pas sampai di depan rumahnya dia bilang begini kepadaku, "Makasih yah Tom, ini liburan terindah dan termenarik yang pernah kurasakan, sayang ini cuma semalam saja dan tidak mungkin akan terulang lagi." Mulanya aku bingung tapi aku diam saja.

Setelah itu aku pulang ke rumah dan karena aku agak sibuk baru pada malam harinya aku sempat membuka surat yang Vita berikan kepadaku, kira-kira begini isi surat Vita kepadaku:

Anyer, 15 September 1997

Dearest Tommy,

Tom, aku mau bilang makasih karena kamu sudah mau ngajak aku liburan ke sini, terima kasih juga karena kamu sudah mau dengar masalahku, dan terutama terima kasih atas segala yang kamu berikan kepadaku malam ini. Sayang Tom aku sadar bahwa aku sudah tidak mungkin bisa mengalami itu lagi bersama kamu, bahkan aku tahu setelah ini aku tidak mungkin bisa ketemu kamu lagi. Sungguh sekarang itu aku nyesel banget kenapa kita baru bertemu 1 minggu yang lalu kenapa tidak 1 bulan yang lalu ketika nyokap Vita belum jodohin Vita sama temenya. Tapi Tom, Vita sadar penyesalan selalu datang terlambat, tapi yang pasti sekali lagi makasih yah Tom, dan satu lagi pesen Vita setelah kamu baca surat ini Vita harap kamu mau menyimpannya sebagai kenang-kenangan dari Vita, dan jangan cari Vita lagi, bukannya Vita tidak mau ketemu kamu lagi, tapi percuma. Yah sudah dech Tom, Vita pesen jaga diri kamu baik-baik yach, dan Vita harap kamu cepet-cepet lulus yach!

Dari

Vita

Setelah membaca surat itu aku terus terang bingung sekali, tapi yah aku pikir besok Senin saja kutanyakan kenapa. Tapi ternyata pas hari Senin aku kuliah aku tidak melihat Vita, bahkan setelah kutunggu hari Selasanya aku juga tidak berhasil menemukan Vita. Tadinya aku mau telepon dia, tanya kenapa dia tidak kuliah, tapi belakangan aku sadar aku kan tidak punya telepon dia, dan semua teman-teman kelasku juga tidak ada yang tahu telepon Vita. Akhrinya pada hari Rabu sore aku ke rumahnya. Mulanya aku ketemu dengan pembantunya, dan ketika aku menanyakan Vita dia agak terkejut, dan kemudian aku disuruh menunggu, lalu keluarlah perempuan setengah baya yang masih terlihat cantik, aku duga ini pasti ibunya Vita.
"Selamat sore Tante, Vitanya ada?" tanya aku sopan, tapi pertanyaanku malah dijawab dengan pertanyaan lain.
"Apa Adik belum tahu tentang keadaan Vita?"
Yah aku bilang saja, "Belum, memang kenapa Tante?"
Lalu kulihat perempuan itu menangis dan dia mulai menceritakan bahwa Vita sudah meninggal dunia 10 hari yang lalu. Langsung aku shock dan bilang,
"Tidak mungkin seminggu ini saya masih bersama Vita kok Tante, lagian kemarin kami baru jalan-jalan bersama!"

Setelah itu aku memperlihatkan surat yang Vita buat untukku, menurut ibunya itu memang tulisan tangan Vita. Lalu aku didesak untuk menceritakan semua pengalamanku sama Vita, yah sudah aku ceritakan semua, kecuali pengalaman di cottage itu (malu), eh dia bilang itu tidak mungkin Vita, soalnya Vita jelas sudah meninggal, lalu kemudian Vita kuliah pagi bukan malam, memang dia kuliah di tempat yang sama denganku. Lalu akhirnya aku minta lihat fotonya, siapa tahu aku salah alamat, ternyata setelah melihat fotonya aku yakin bahwa aku kenalan sama Vita yang kata ibunya sudah meninggal. Karena pas kulihat fotonya, aku lihat dia memakai gaun yang sama dengan yang ada di fotonya selain itu kalung, jam tangan dan gelangnya pun sama persis.

Nah setelah itu aku pulang ke rumah dengan perasaan bingung, dan sampai sekarang aku belum tahu misteri di balik temanku Vita yang misterius itu.

0 komentar:

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Blogger Template by Clairvo